Amrina Rusda Gita
Pengarang
Sawaun, Alh., S.Th.I., M.Hum
Dosen Pembimbing 1
Arif Al Wasim, M.S.I
Dosen Pembimbing 2
Dr. M. Ali Mustofa Kamal, M.S.I
Penguji 2
Dr. Mutho'am, S.H.I, M.S.I
Penguji 1
Pembelajaran Al-Q’an di Indonesia banyak terdapat pada Pesantren. kiprah Pesantren dalam kegiatan belajar dan mengajarkan Al-Qur’an sangatlah kental karena Pesantren merupakan suatu wadah memperdalam ilmu-ilmu agama Islam yang landasan utamanya adalah kitab suci Al-Qur’an. Salah satu Pesantren yang berkontribusi dalam pengajaran Al-Qur’an di Indonesia yaitu Pondok Pesantren Tahfdzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo. Penelitian berbasis kajian lapangan ini (Field Researh) mengungkap bahwa Pesantren tersebut berkembang Pesat dalam pengajaran Al-Qur’annya pada masa kepemimpinan K.H Muntaha Al-Hafidz. Sepeninggal beliau, pemegang sanad mutawatir di PPTQ AlAsy’ariyyah adalah K.H As’ad Al-Hafidz. Melalui teori Transmisi Pengetahuan, metode pengajaran yang di terapkan di Al-Asy’ariyyah adalah Transmisi secara Oral. Teori Sosiologi Pengetahuan Karl Mannheim di gunakan sebagai pisau analisis terhadap diskursus pandangan Dzuriyyah dan Santri Al-Asy’ariyyah terhadap Ijazah Sanad di PPTQ Al-Asy’ariyyah sehingga di temukan tiga makna dalam perilaku sosial yaitu makna objektif, makna ekspresif dan makna dokumenter. Makna objektif, mengungkap bahwa ijazah Sanad otomatis di dapatkan ketika mengaji secara langsung dengan K.H Muntaha Al-Hafidz/ K.H As’ad Al-Hafidz. Makna ekspresif memiliki dua makna dari sudut pandang Dzuriyyah dan Santri. Makna Dokumenter mengungkapkan bahwa tanpa sadar semua instrumen di PPTQ Al-Asy’ariyyah baik Dzuriyyah menyandarkan Sanad Al-Qur’an yang mutawatir kepada K.H As’ad Al-Hafidz.
Kata Kunci : Ijazah, Sanad, Karl Mannheim, Sosiologi Pengetahuan.