ANAK DAN ISTRI DALAM AL-QUR’AN (64): 14-15 (STUDI ANALISIS TAFSIR IBNU KATSIR)

Detail Cantuman

Prodi Magister Ilmu Al-Qur'an

ANAK DAN ISTRI DALAM AL-QUR’AN (64): 14-15 (STUDI ANALISIS TAFSIR IBNU KATSIR)

XML

Tafsir Ibnu Katsir dikenal juga dengan sebutan al-laun wa al-ittijah, tafsir bi al-maksur, atau tafsir bi-riwayah, karena memuat beberapa hadis tiwayat, ru'yul assahabat,dan tabi'in, Akan tetapi, Ibnu Katsir secara rutin menyunting materi denganmenggunakan rasio atau penalaran. Oleh karena itu, dengan menggunakan fakta-faktayang disajikan dalam tesis ini, saya ingin memberikan penjelasan yang lebih luas tentangpenafsiran Ibnu Kasir dalam mamami QS at-Taghabun (64); 14-15, tentunya setiapmufassir memiliki pemahaman yang berbeda tentang topik yang dibahas, oleh karenaitu tesis ini akan menyajikan tafsir dengan tema anak dan istri QS at-Taghabun (64):14-15.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa penafsirannya Ibnu Katsir dalam QSat-taghabun (16): 14-15, yaitu menggunakan metode tahlili, yaitu metode penafsiranyang berusaha menjelaskan isi ayat-ayat Al-Qur'an dari segala aspeknya. Adapun ruanglingkup dari penafsiran dengan metode tahlili terdiri dari tujuh pendekatan yaitu, Ruanglingkup penafsiran metode tahlili mencakup tujuh pendekatan: bi al-matsur, bi al-ra'yi,shufi, filosofis, fiqhi, ilmi, dan adabi. Dari ketujuh pendekatan tersebut, Ibnu Katsirdalam menafsirkan QS at-taghabun (16): 14-15, beliau pendekatannya lebih condongshufistik. Berdasarkan peanfsiran Ibnu Katsir QS at-taghabun (64): 14-15, ternyataanak dan istri dapat menjadi pengahalang bagi orang tua (suami), dalam berbuat amalsholeh, bahkan dapat di kategorikan sebagai musuh, oleh karena itu, anjuran Ibnu katsirterhadap suami, yaitu hendaklah selalu waspada dan berhati hati dalam menghadapinya,selain itu di ayat 15 nya, bahwa harta yang engkau miliki merupakan sebuah cobaan,hal tersebut banyak ditemukan di sebagian Masyarakat, diantaranya adalah, keluargamenjadi berantakan disebabkan rebutan waris, mereka yang memiliki harta menjadisombong, dan lupa akan nikmat Allah, kemudain serta mereka yang bergelimang hartatidak mau membayar zakat, dan sebagainya.
Adapun korelasinya terhadap anak dan istri di kehidupan sekarang, ayat tersebutsangat masih revelan untuk dijadikan bahan rujukan dan diamalkan di kehidupansekarang, banyak terjadi dilapang bahwa anak dan istri menjadi penghalang suamidalam berbuat kebaikan. Al-Quran menyebutkan bahwa terkadang ada istri yangberlaku seperti musuh bagi pasangan hidupnya, dan anak yang berlaku musuh bagiorang tuanya, tetapi tidak berarti isti atau suami dan anak itu musuh yang harusditentang atau dijauhi sama sekali Akan tetapi makna di balik kata “berhati-hatilah”adalah ibarat orang yang mengendarai mobil di jalan tanjakan di tepi jurang, makaperlu waspada, yaitu dengan persiapan yang baik artinya dipilih calon suami atau istriyang baik, dan dikemudikan dengan baik pula artinya rumah tangga itu dijalankandengan baik.

Kata Kunci: Anak, Istri, Ibnu Katsir.


Detail Information

Item Type
Tesis
Penulis
Mujiburahman, S.Ag - Personal Name
Student ID
30032223
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
76131
Edisi
Published
Departement
Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Universitas Sains Al-Qur'an : Wonosobo.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail