ISTIDRAJ DALAM AL-QUR'AN : STUDI KOMPARATIF PENAFSIRAN MUHAMMAD HUSAIN THABATHABA'I DAN AHMAD MUSTOFA AL-MARAGHI

Detail Cantuman

Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsi

ISTIDRAJ DALAM AL-QUR'AN : STUDI KOMPARATIF PENAFSIRAN MUHAMMAD HUSAIN THABATHABA'I DAN AHMAD MUSTOFA AL-MARAGHI

XML

Manusia sering tidak puas dan kurang bersyukur atas nikmat Allah Swt, meskisedikit atau banyak. Allah Swt tetap memberi rezeki, tetapi nikmat itu seringmembuat mereka lupa kepada-Nya. Meski lalai dan melanggar perintah-Nya, AllahSwt tetap memberikan rezeki tanpa pilih kasih. Sayangnya, nikmat tersebut seringmembuat mereka lupa kepada Sang Pencipta. Padahal, dengan beribadah danberamal saleh, Allah Swt akan memberikan rezeki yang tak terduga. Sebaliknya,mereka yang gemar bermaksiat dan mendustakan ayat-ayat Allah Swt justrudibiarkan dalam kesesatan hingga akhirnya menerima azab yang pedih, fenomenayang disebut Istidra>j. Dengan menggunakan metode komparatif atau muqaranuntuk mengkaji Istidra>j berdasarkan Tafsir Al-Mizan karya Syekh Thabathaba'i danTafsir Al-Maraghi karya Syekh Al-Maraghi. Penelitian dilakukan dengan libraryresearch, memanfaatkan kedua kitab tafsir tersebut sebagai sumber utama, sertadidukung oleh referensi lainnya untuk memperkuat analisis. Hasil penelitian iniberfokus pada tafsir surat Al-A'raf ayat 182 dan Al-Qalam ayat 44. Menurut SyekhTha>batha>ba'i, Istidra>j adalah cara Allah Swt memberikan hukuman kepada orangorangyang mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an dan membangkang terhadap-Nya.Mereka diberikan nikmat secara bertahap, hingga akhirnya nikmat tersebutmembawa mereka menuju azab. Sementara itu, menurut Syekh Al-Mara>ghi, AllahSwt memberikan penangguhan atau tenggang waktu kepada mereka yangmendustakan ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam tenggang waktu tersebut, mereka diberinikmat sedikit demi sedikit, tetapi nikmat itu berujung pada azab yang telah AllahSwt tentukan. Kedua ulama ini memiliki kesamaan pandangan bahwa istidrajadalah bentuk penangguhan waktu dari Allah kepada orang-orang yang melanggarperintah-Nya dan mendustakan ayat-ayat-Nya. Penangguhan ini diwujudkan dalambentuk kelezatan duniawi, yang akhirnya menyesatkan mereka. Pada akhirnya,mereka tersiksa oleh kenikmatan tersebut dan menerima hukuman berupa azab dariAllah Swt. Perbedaan asal kata istidraj menurut Syekh Tha>batha>ba’i ةجردف ةجردلازنتسلاا, menarik naik atau menurunkan secara bertahap, sedangkan SyekhAlMara>ghiهجردأوبوثلاوباتكلاجرد(mengulungataumelipat)layaknyasepertimelipatbukuataumenggulungkain.

Kata Kunci: Istidra>j, Tafsir Al-Mizan dan Tafsir Al-Mara>ghi


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
Suci Hasanah - Personal Name
Student ID
2021080086
Dosen Pembimbing
Maurisa Zinira, S.Thi., M.A - - Dosen Pembimbing 1
Hilmy Pratomo, Lc., M.Ag - - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
76231
Edisi
Published
Departement
Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Universitas Sains Al-Qur'an : Wonosobo.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail