Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsi
ISTIDRA
XML
Manusia sering tidak puas dan kurang bersyukur atas nikmat Allah Swt, meski
sedikit atau banyak. Allah Swt tetap memberi rezeki, tetapi nikmat itu sering
membuat mereka lupa kepada-Nya. Meski lalai dan melanggar perintah-Nya, Allah
Swt tetap memberikan rezeki tanpa pilih kasih. Sayangnya, nikmat tersebut sering
membuat mereka lupa kepada Sang Pencipta. Padahal, dengan beribadah dan
beramal saleh, Allah Swt akan memberikan rezeki yang tak terduga. Sebaliknya,
mereka yang gemar bermaksiat dan mendustakan ayat-ayat Allah Swt justru
dibiarkan dalam kesesatan hingga akhirnya menerima azab yang pedih, fenomena
yang disebut Istidra>j. Dengan menggunakan metode komparatif atau muqaran
untuk mengkaji Istidra>j berdasarkan Tafsir Al-Mizan karya Syekh Thabathaba'i dan
Tafsir Al-Maraghi karya Syekh Al-Maraghi. Penelitian dilakukan dengan library
research, memanfaatkan kedua kitab tafsir tersebut sebagai sumber utama, serta
didukung oleh referensi lainnya untuk memperkuat analisis. Hasil penelitian ini
berfokus pada tafsir surat Al-A'raf ayat 182 dan Al-Qalam ayat 44. Menurut Syekh
Tha>batha>ba'i, Istidra>j adalah cara Allah Swt memberikan hukuman kepada orangorang
yang mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an dan membangkang terhadap-Nya.
Mereka diberikan nikmat secara bertahap, hingga akhirnya nikmat tersebut
membawa mereka menuju azab. Sementara itu, menurut Syekh Al-Mara>ghi, Allah
Swt memberikan penangguhan atau tenggang waktu kepada mereka yang
mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam tenggang waktu tersebut, mereka diberi
nikmat sedikit demi sedikit, tetapi nikmat itu berujung pada azab yang telah Allah
Swt tentukan. Kedua ulama ini memiliki kesamaan pandangan bahwa istidraj
adalah bentuk penangguhan waktu dari Allah kepada orang-orang yang melanggar
perintah-Nya dan mendustakan ayat-ayat-Nya. Penangguhan ini diwujudkan dalam
bentuk kelezatan duniawi, yang akhirnya menyesatkan mereka. Pada akhirnya,
mereka tersiksa oleh kenikmatan tersebut dan menerima hukuman berupa azab dari
Allah Swt. Perbedaan asal kata istidraj menurut Syekh Tha>batha>ba’i ةجردف ةجرد
لازنتسلاا, menarik naik atau menurunkan secara bertahap, sedangkan Syekh AlMara>ghi
هجردأو
بوثلاو
باتكلا
جر
د
(mengulung
atau
melipat)
layaknya
seperti
melipat
buku
atau
menggulung
kain.
Kata Kunci: Istidra>j, Tafsir Al-Mizan dan Tafsir Al-Mara>ghi
Detail Information
Item Type |
Skripsi
|
---|---|
Penulis |
Suci Hasanah - Personal Name
|
Student ID |
2021080086
|
Dosen Pembimbing | |
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI |
76231
|
Edisi |
Published
|
Departement |
Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
|
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Universitas Sains Al-Qur'an : Wonosobo., 2025 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil | |
Copyright |
Individu Penulis
|
Doi |