<![CDATA[MATI SURI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN SAINS]]>
AIDA RIF’AH
Pengarang
Sawaun, Alh., S.Th.I., M.Hum
Dosen Pembimbing 1
Hilmy Pratomo, Lc., M.Ag
Dosen Pembimbing 2
Arif Al-Wasim, S.Pt., M.S.I.
Penguji 2
Sawaun, Alh., S.Th.I., M.Hum
Ketua Penguji
Dr. Maurisa Zinira, S.Th.I.,M.A
Penguji 1
Mati suri atau Near Death Experimen adalah suatu kondisi untuk
menjelaskan keadaan seseorang yang sudah divonis oleh pihak tertentu namun
beberapa waktu kemudian dapat kembali hidup. Orang yang mengalami mati
suri dapat mengingat kejadian yang lalu dan sudah terlupakan dengan jelas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian studi pustaka (Library Research) dan menggunakan metode analisis
data kualitatif deskriptif analitis. Banyaknya kejadian mati suri yang dialami
oleh seseorang karena kecelakaan, mimpi, stress, kekurangan oksigen secara
mendadak, rangsangan otak dan koma. Penderita NDE mengalami anomali
pada sistem saraf, abnormalitas atau adanya kekacauan yang pada hasil
scanning yang dilakukan oleh neurologis atau neuroscientist. Di dalam AlQur’an
terdapat beberapa ayat yang membahas tentang fenomena mati suri
yaitu pada surah Al-Baqarah ayat 259 dan surah Az-Zumar ayat 42. Mati suri
dalam perspektif Islam percaya bahwa setiap individu pada waktu yang tepat
akan mengalami kematian. Prinsip mati suri sama dengan orang yang sedang
tertidur, yaitu roh diibaratkan sebagai tali yang memiliki dua ujung yang terikat
pada tubuh. Jika salah satu ujung tali terlepas dari badan memungkinkan
manusia untuk melayang-layang atau disebut dengan mimpi/mati suri. Oleh
karena itu, pembahasan mati suri dalam perspektif Al-Qur’an dan sains perlu
dilakukan pemahaman lebih mendalam agar umat muslim dapat memahami
definisi kematian berdasarkan sains dan Ilmu Islam sehingga tidak
menimbulkan suatu keraguan.
Kata Kunci: Mati suri, Al-Qur’an, Sains