<![CDATA[ANALISISIS MAQASHID SYARI’AH TERHADAP IJAB QABUL DAN PERSAKSIAN DALAM AKAD NIKAH MENURUT IMAM SYAFI’I]]>
Nur Yasin
Pengarang
Dr. Mutho`am, S.H., M.S.I
Dosen Pembimbing 1
Akmal Bashori, S.H.I., M.S.I.
Penguji 1
Ika Setyorini, S.H., M.H.
Penguji 2
Dr.Reni Nur Aniroh,S.Sy., M.S.I.
Ketua Penguji
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan ijab qabul dan
persaksian dalam akad nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kejajar
berdasarkan perspektif maqashid syariah menurut Imam Syafi’i. Ijab qabul dan
persaksian merupakan dua rukun penting dalam akad nikah yang menjadi syarat
sahnya pernikahan dalam Islam. Dalam maqashid syariah, pelaksanaan rukun ini
tidak hanya memenuhi syarat formal, tetapi juga harus selaras dengan tujuan
syariat, seperti menjaga agama, keturunan, akal, jiwa, dan harta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan petugas KUA, pasangan
pengantin, dan saksi nikah, serta melalui studi dokumen. Analisis dilakukan
dengan membandingkan pelaksanaan ijab qabul dan persaksian di KUA
Kecamatan Kejajar dengan pandangan Imam Syafi’i dan prinsip maqashid
syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan ijab qabul dan
persaksian di KUA Kecamatan Kejajar umumnya sudah sesuai dengan pandangan
Imam Syafi’i. Namun, terdapat beberapa kendala, seperti kesulitan memastikan
saksi yang benar-benar memenuhi syarat dan pemahaman pasangan pengantin
tentang makna ijab qabul yang masih terbatas. Dalam kerangka maqashid syariah,
pelaksanaan rukun ini sudah mendukung tujuan menjaga keturunan (hifzh nasl)
dan agama (hifzh din). Meski demikian, pemahaman masyarakat tentang
pentingnya aspek spiritual dan tanggung jawab dalam pernikahan masih perlu
ditingkatkan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang
hubungan antara maqashid syariah dan rukun nikah, sekaligus menjadi masukan
bagi KUA untuk meningkatkan kualitas layanan pernikahan.
Kata kunci: Maqashid Syariah, Ijab Qabul, Persaksian, Imam Syafi’i, Akad
Nikah.