RELASI MAKNA KAFIR DENGAN ZALIM, DAN FASIQ DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik al-Qur'an)

Detail Cantuman

Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsi

RELASI MAKNA KAFIR DENGAN ZALIM, DAN FASIQ DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik al-Qur'an)

XML

Fenomena pengkafiran belakangan ini, menjadi isu sensitif teologi keislaman dalam kehidupan dan cukup meresahkan. Adanya sekelompok aliran yang dengan mudahnya memberikan label kafir terhadap orang lain tanpa mengetahui seluk beluk orang tersebut dan proses verifikasi sebelumnya, menimbulkan klaim sepihak terhadap pelaku dosa tersebut dengan berbagai tingkatannya. Mereka menguatkan argumennya berlandaskan ayat “bahwa siapa saja yang tidak memutuskan sesuatu dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir”, dan mereka memukul rata bahwa semua pendosa atau yang melenceng dari ajaran mereka dengan klaim ka>fir . Padahal belum tentu dosa yang dilakukan itu tergolong ka>fir, bisa saja z{alim ataupun fa>siq. Maka dari itu sangat penting mengetahui makna ka >fir secara semantik, bagaimana makna dasarnya, makna relasinya, hingga bagaimana dunia memandang makna ka >fir tersebut. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenisnya tergolong kepada studi kepustakaan (Library research), data yang utama dalam penulisan skripsi ini adalah kitab-kitab tafsir, kamus, buku, artikel maupun jurnal yang pembahasannya berkaitan dengan judul skripsi penulis. Dalam menganalisis data, penulis melalui tiga tahapan, yaitu Data Reduction, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verification. Hasil penelitian dari skripsi ini yaitu terdapat relasi atau hubungan antara ka>fir, z{alim dan fa{siq yang diketahui dari makna relasional analisis paradigmatik sinonim kata. Ketiga kata tersebut sama-sama memiliki konotasi negatif, akan tetapi ada beberapa hal yang membedakan. Jika ka>fir diartikan dengan orang yang tidak percaya, tidak percaya bahwa Allah adalah Tuhan pengatur alam semesta dan Nabi Muhammad adalah rasulnya, akan tetapi jika z{alim dan fa{siq mereka masih percaya atau mengakui bahwa Allah adalah Tuhan pengatur alam semesta dan Nabi Muhammad adalah rasulnya, namun pengakuan tersebut hanya dibibir saja. Mereka tidak melakukan apa yang telah diperintahkan Tuhannya. Dan dengan melihat perkembangan makna ka>fir , z{alim dan fa{siq dari praQur‟anik, Qur‟anik, dan pasca-Qur‟anik, maka diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dalam memberikan julukan kepada non-muslim atau muslim yang melakukan hal-hal keburukan dengan julukan kafir.

Kata Kunci : Semantik, kafir, zalim, dan fasiq


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
Alif Silfia Luthfiyah - Personal Name
Student ID
2018080018
Dosen Pembimbing
Dr. M. Ali Mustofa Kamal, AH, S.Th.I, M.S.I - - Dosen Pembimbing 1
Ahmadiy, S.Th.I., M.Hum. - - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
76231
Edisi
Published
Departement
Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Universitas Sains Al-Qur'an : Wonosobo.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail