RELASI NASRANI DENGAN MUSLIM MENURUT MUHAMMAD ABDUH – RASYID RIDA DALAM TAFSIR AL-MANAR (Kajian Q.S al-Baqarah [2]: 120 dan al-Ma>idah [5]: 82)

Detail Cantuman

Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsi

RELASI NASRANI DENGAN MUSLIM MENURUT MUHAMMAD ABDUH – RASYID RIDA DALAM TAFSIR AL-MANAR (Kajian Q.S al-Baqarah [2]: 120 dan al-Ma>idah [5]: 82)

XML

Nasrani dalam berbagai pendapat para ulama termasuk kedalam trem Ahl al-Kita >b. Keberadaannya saat ini terus diperdebatkan, mengenai status musyrik dan kafir. Salah satu pendapat ulama yang mengatakan bahwa status Nasrani bukanlah Musyik atau kafir adalah Muh{ammad Abduh dan Rasyi >d Rid {a> dalam Tafsi >r al-Mana >r. Dengan adanya perbedaan pandangan interpretasi mengenai status Nasrani, tentu akan menimbulkan implikasi hubungan sosial kemasyarakatan yang cukup jauh. Terdapat dua permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini. Pertama, Bagaimana Penafsiran Muh{ammad Abduh dan Rasyi>d Rid{a> tentang Nasrani dalam Tafsi>r al-Mana>r?. Kedua, Bagaimana Analisa Penafsira Muhammad Abduh dan Rasyi>d Rid{a> terhadap Relasi Nasrani-Muslim dalam kehidupan sosial?. Untuk menjawab kedua penelitian di atas, peneliti mengkaji kitab Tafsi >r al-Mana >r dan beberapa data pendukung lainnya seperti kitab-kitab tafsir, buku, artikel maupun jurnal yang membahas tema yang sama. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenisnya tergolong kepada studi kepustakaan (Library research), dengan pendekatan historis-sosiologis. Karena Tafsir al-Manar bercorak Adaby > al-Ijtima >’i > dengan penafsiran bil al- Ra’yi. Maka dalam penelitian ini mendapatkan dua kesimpulan sebagai berikut. Pertama, menurut Rasyi>d Rid {a>, Nasrani bukan dari golongan musyrik dan kafir. Karena memiliki kitab Injil, memiliki Nabi Isa, dan mengimami kerasulan Nabi Muhammad. Sedangkan yang dimaksut musyrik dalam Tafsi >r al-Mana >r adalah Musyrik Arab yang tidak memiliki kitab suci. Kedua, beberapa analisa kehidupan sosial yang timbul antara Nasrani dengan Muslim meliputi toleransi beragama, hidangan sesembelihan dan pernikahan. Pendapat Rasyi >d Rid {a> tentang status Nasrani bukanlah Musyrik menjadi alasan diperbolehkannya menikahi wanita Nasrani dan memakan sesembelihannya. Serta menjalin hubungan dengan mereka bukanlah sutu masalah sebagaimana yang tertuang dalam Penafiran Rid{a> Q.S alMaidah [5]: 82.

Kata Kunci: Nasrani, Rasyid Rida, Tafsir al-Manar.


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
Nur Qhasna Ningsih - Personal Name
Student ID
2017080027
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
76231
Edisi
Published
Departement
Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Universitas Sains Al-Qur'an : Wonosobo.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail