Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.Sos) Program Studi Ilmu Politik

Detail Cantuman

Prodi Komunikasi & Penyiaran I

Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.Sos) Program Studi Ilmu Politik

XML

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan referensi bagi akadmisi dan masyarakat guna menambah penetahuan dan wawasan tentang Khittah NU 1984 dan analisis praktek politik NU pasca Khittah 1984 mengunakan teori legitimasi politik yang di gagas oleh Max Weber, yaitu otoritas tradisional, otoritas legal-rasional dan otoritas kharisma. Jenis penelitian yang dikategorikan field research dan bersifat deskriptif analisis dengan metode pengumpulan data-data yang telah disusun, dijelaskan, di analisis dan kemudian di peroleh kesimpulan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan yaitu dengan cara meindentifikasi berbagai literatur. Dan teknik analsis data yang digunakan adalah metode analisis isi. Pembahasan dan berbagai hal yang di nilai menjadi permasalah terkait Praktek Politik NU pasca ditetapkannya Khittah NU 1984 di Situbondo banyak menyita perhatian dari berbagai masyarakat Indonesia, baik yang berlatar belakang warga NU termasuk di dalamnya elit dan tokoh NU maupun masyarakat dari berbagai organisasi masyarakat keagamaan yang lain. Adapun hasil dari keputusan Khittah NU 1984 yaitu, NU secara organisatoris tidak lagi menjadi partai politik dan juga tidak menjadi bagian dari partai politik manapun. Akan tetapi, NU memberikan kebebasan bagi warga NU untuk menyalurkan hak politiknya. Berdasarkan penelitian penulis, dalam hal ini terkait analisis praktek politik NU dalam Pemilu pasca Khittah NU 1984 dan hubungannya dengan legitimasi politik Weber di tarik kesimpulan bahwa, pemilu yang di selenggarkan pasca Khittah NU 1984, elit dan tokoh NU masih berpartisipasi aktif dalam pemilu, baik menjadi pengurus maupau kader partai politik, pada tahun 1999 elit NU juga menginisiasi berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang di dirikan sebagai wadah bagi warga NU untuk menyalurkan hak politiknya. Dan pada pemilu tahun 2019, tokoh NU yaitu KH. Ma’ruf Amin terpilih sebagai wakil presiden mendampingi Joko Widodo. Dalam praktek politik yang ada otoritas kharisma menjadi legitimasi politik yang banyak di miliki oleh tokoh dan elit politik NU untuk menarik dan memperoleh suara dari masyarakat.Saran dari penelitian ini adalah elit dan tokoh NU baik yang ada, agar senantiasa memberikan bimbingan dan mengarahkan warga NU dalam parisipasi aktifnya dalam pemilu.

Kata Kunci : Khittah NU, Legitimasi Politik Max Weber, Pemilu


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
Novi Liana - Personal Name
Student ID
2018250010
Dosen Pembimbing
Muflih Fahmi kaunain, S.IP., M.Sos - - Dosen Pembimbing 1
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
70233
Edisi
Published
Departement
Komunikasi & Penyiaran Islam
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Universitas Sains Al-Qur'an : Wonosobo.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail